Chiba, 1 September 2019

Presentasi di Chiba University Japan 1 September 2019, foto oleh: S. Ramdlani

Kampoeng Boenga Grangsil (KBG), sebagai destinasi wisata baru yang terletak di Desa Jambangan, Kecamatan Dampit, Kabupaten Malang semakin diperkenalkan ke dunia luar. Pada tanggal 1 September 2019 kemarin Ketua Tim Pendamping Desa Mitra Prof. Ir. Respati Wikantiyoso., MSA., Ph.D, bersama anggota Tim KBG Diyah Sukanti Cahyaningsih., SE., M.SA., dengan judul presentasi: “Sustainable Community Ecotourism Development in Kampoeng Boenga Grangsil Tourism Park, Dampit District, Malang Regency.” Spatial Planning and Sustainable Development (SPSD) 2019 Conference diselenggarakan di Chiba University Japan, pada tanggal 30 Agustus 1 September 2019. Dalam presentasi disertakan Video singkat tentang Kampoeng Boenga Grangsil. (Klik disini)

Dalam Presentasi Prof. Respati mengemukakan bahwa pengembangan KBG dilakukan dengan pendekatan pembangunan pedesaan berbasis masyarakat melalui proses pendampingan pengembangan pariwisata partisipatif yang berkelanjutan. Paradigma perencanaan di daerah pedesaan di Indonesia telah mengalami perubahan signifikan dalam dekade terakhir. Partisipasi masyarakat menghasilkan keputusan perencanaan, berdasarkan kebutuhan atau prioritas, dan keterjangkauan masyarakat, serta rencana dan program yang lebih baik dan realistis. Implementasi pendekatan partisipatif masyarakat dalam pengembangan desa ekowisata dapat mengurangi dana, meningkatkan penggunaan sumber daya lokal, dan memberdayakan modal sosial masyarakat. Dusun Grangsil, Desa Jambangan, Kabupaten Malang adalah dusun berbasis petani bunga dan tanaman hias dengan karakter yang memiliki etos kerja tinggi dan kerja sama masyarakat yang sangat tinggi. Komunitas dusun Grangsil mengatur dirinya sendiri dan membangun lingkungannya menjadi tujuan ekowisata ekologis berbasis masyarakat. Tingkat partisipasi masyarakat yang tinggi telah berhasil menciptakan Kampoeng Boenga Grangsil yang lebih baik, walaupun masih terus dikembangkan melalui Program Pengembangan Desa Mitra. Implementasi model ini dilakukan dengan kerangka program pembangunan desa mitra, melalui kolaborasi pemerintah desa dan universitas yang diwakili oleh tim peneliti dan pengabdi yang diketuai oleh Prof. Respati Wikantiyoso.

Kegiatan pembinaan dilakukan melalui kegiatan pendampingan in-situ (di dusun Grangsil) dan aktivitas ex-situ (di Kampus Universitas Merdeka Malang) untuk memperkuat sumber daya melalui kegiatan pelatihan dan lokakarya. Dalam proses pendampingan, tim peneliti bertindak sebagai fasilitator dan katalis untuk pengembangan destinasi ekowisata Grangsil yang ramah lingkungan. Peran dan keterlibatan mediator dalam proses pembangunan partisipatif akan meningkatkan kemampuan masyarakat untuk mengatur diri mereka sendiri untuk membangun desa mereka. Proses ini adalah proses belajar peningkatan kapasitas (knowledge and skill) masyarakat dukuh Grangsil untuk mencapai ketahanan masyarakat (community resilience) dalam mewujudkan desa wisata (RW).