Program Pengembangan Desa Mitra (PPDM), merupakan skema pengabdian kepada masyarakat multi tahun selama 3 tahun anggaran (2019 – 2021). Skema PPDM ini sangat menggembirakan masyarakat Dusun Grangsil, karena program ini dirasa sangat membantu baik dari segi pengembangan program, pembinaan dan pelatihan serta pengembangan fisik melalui penambahan spot-spot foto yang sangat diperlukan untuk memperkaya atraksi wisata. Program Pengembangan Desa Mitra yang didanai oleh Kementrian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi, Mengangkat Kampoeng Boenga Grangsil (KBG) sebagai tempat pengabdian Tim Universitas Merdeka Malang yang diketuai oleh Prof. Ir. Respati Wikantiyoso MSA., Ph.D., yang sehari-hari sebagai Dosen Program Studi S1 dan S2 (Magister) Arsitektur Universitas Merdeka Malang sejak tahun 2018. Pengembangan KBG melalui PPDM ini sangat dirasakan manfaatnya bagi masyarakat Dusun Grangsil dan “pengelola” Wisata KBG. Hasil yang dirasakan masyarakat antara lain terdiri dari segi fisik; (1) Pengembangan fasilitas fisik wisata melalui kegiatan perencanaan partisipatif; (2) Telah terwujudnya “kantor” pengelola dengan perangkat komputer lengkap, atas partisipasi warga yang menyediakan sebagian ruang rumahnya untuk kantor; (3) Bertambahnya spot foto melalui partisipasi warga yang menyediakan tanahnya untuk dibangun spot “Jembatan Grangsil” (tahapan konstruksi), dan spot-spot foto lainnya; (4) Peningkatan jaringan pipa air untuk penyiraman tanaman. Kegiatan pendampingan non fisik berupa kegiatan-kegiatan; (1) Pendampingan ex-situ (dikampus) dalam bentuk sarasehan dan curah pendapat; Pendampingan kelembagaan untuk penguatan dan pembinaan tatakelola (manajemen) KBG; (2) Pendampingan In-situ (dilokasi pengabdian) pembinaan sosial-budaya masyarakat; pendampingan kelompok PKK dan Dasawisma untuk mensupport kegiatan KBG melalui pengembangan sovenir, kuliner dan jangka menengah menyiapkan homestay; (3) serta Penguatan kelembagaan KBG dengan menginisiasi devisi profit, pengembangan devisi pengembangan atraksi dan event (atraksi senibudaya jaran kepang; kegiatan Nggowes Grangsil Extreem Fun Track; kegiatan wisata edukasi) dll.

Masyarakat Dusun Grangsil, saat ini sangat antusias secara bersama-sama siang, sore hari bahkan malam hari melakukan pengembangan fisik “Jembatan Grangsil” yang sangat diharapkan mampu menjadi “titian” menuju kesuksesan KBG sebagai destinasi wisata berbasis komunitas dusun Grangsil. Dampak secara langsung pada masyarakat adalah  semakin meningkatnya jumlah kunjungan wisatawan baik secara prorangan maupun kelompok dalam paket wisata edukasi. Kampoeng Boenga Grangsil juga menyediakan fasilitas edukasi untuk siswa mulai dari Sekolah Dasar hingga Perguruan Tinggi. Dapat pula digunakan sebagai tempat untuk melaksanakan kegiatan resmi di sekolah. Diklat DIANPINRU (Pendidikan dan Latihan Pimpinan Regu) Pramuka SMP Negeri 01 Turen dilaksanakan di Kampoeng Boenga Grangsil (13/10/2019) dimulai pagi hingga sore hari. Terdapat 120 siswa dan siswi yang mengikuti kegiatan tersebut, selain dilaksanakannuya kegiatan diklat Pramuka ini, siswa siswi SMP Negeri 01 Turen juga diajarkan tentang edukasi perawatan berbagai macam bunga. Kegiatan tersebut berjalan dengan lancar dan tertib, dengan adanya kakak pembina dan anggota Tim Kampoeng Boenga Grangsil yang mengarahkan dan memperlancar berjalannya kegiatan tersebut.

Akselerasi peningkatan jumlah kunjungan terjadi setelah destinasi wisata KBG ini di launching oleh Bupati Malang pada hari Selasa tanggal 27 Agustus 2019. Peran Tim Pendamping Desa Mitra serta Pemerintah Kabupaten Malang memberikan sumbangan yang sangat besar dalam pengembangan KBG sebagai destinasi wisata baru, diharapkan melalui prorgram peningkatan akses jalan serta pengembangan pariwisata daerah, KBG dapat melengkapi thema pengembangan wisata di Kabupaten Malang. Untuk dapat mengenal lebih jauh tentang Kampoeng Boenga Grangsil dapat pula diakses website KBG di http://www.grangsil.unmer.ac.id . Dalam jangka pendampingan selama dua tahun kedepan diharapkan KBG ini menjadi unggulan wisata di Kabupaten Malang sebagai Destinasi Ekowisata, serta berkembang menjadi Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) yang mampu meningkatkan kemandirian, ketahanan masyarakat, serta peningkatan ekonomi pedesaan khususnya masyarakat di Dusun Grangsil.

Tim Pendamping Desa Mitra dalam mengembangkan destinasi wisata Kampoeng Boenga Grangsil berperan sebagai mediator atau fasilitator yang mendampingi masyarakat Dusun Grangsil menuju masyarakat mandiri. Peran dan keterlibatan mediator dalam proses pembangunan partisipatif akan meningkatkan kemampuan masyarakat untuk mengatur diri mereka sendiri untuk membangun Dusun mereka. Proses ini merupakan proses belajar meningkatkan kapasitas masyarakat untuk mengarah pada ketahanan masyarakat (community resilience) dalam mewujudkan Desa Wisata. Pengembangan KBG sebagai destinasi Ekowisata Berbasis Masyarakat Berkelanjutan, membutuhkan keterlibatan tiga pihak utama, yaitu; (1) Tim Pendamping Desa Mitra (akademisi/Universitas); (2) Organisasi Masyarakat Sipil di Dusun Grangsil, dan (3) Lembaga Eksternal; Pemerintah Daerah dan Pihak Swasta. Tiga pihak terintegrasi dan secara sinergis berkontribusi dengan potensi, kompetansi dan minat mereka dalam mengembangkan Kampoeng Boenga Grangsil.